PARADIGMA.CO.ID- Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menginginkan pemilihan presiden diikuti hanya dua pasangan calon semakin menguatkan indikasi adanya upaya yang sangat serius dari penguasa saat ini untuk mempengaruhi proses seleksi pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Intervensi politik semacam ini menjadi isu yang sangat sensitif, karena demokrasi seharusnya mempromosikan partisipasi terbuka, setara dan adil," kata Pangi di Jakarta, Jumat (15/9/2023).
Menurutnya, ketika ada upaya untuk mempengaruhi hasil pemilihan dengan membatasi jumlah peserta/kandidasi, apakah hal ini sesuai dengan semangat demokrasi atau hanya upaya untuk mempertahankan dominasi politik semata.
Ipang, sapaan Pangi, menjelaskan, kecurigaan tersebut semakin diperkuat dengan data terbaru dari Voxpol Center Research and Consulting yang mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat (40,3%) percaya ada intervensi penguasa untuk mempengaruhi proses seleksi pasangan calon presiden.
"Hal ini mencerminkan tingkat ketidakpercayaan publik terhadap integritas proses politik," ungkapnya.

Dengan demikian, dia mengatakan pernyataan sekjen PDIP ini lebih mencerminkan akan adanya kekhawatiran tentang potensi kekalahan jika pasangan calon presiden lebih dari dua pasang dan jika terjadi pemilihan putaran kedua, sangat traumatik bagi PDIP dan berpotensi menggoyahkan dominasi mereka.
"Itu artinya PDIP tidak siap kalau pemilu ada 2 (dua) putaran, dengan dua pasang capres pemilu akan berlangsung menang dengan satu putaran pemilu saja," jelasnya
Sehingga upaya menyederhanakan jumlah kandidat calon presiden dapat dipandang sebagai langkah antisipatif dan pertimbangan pragmatis belaka untuk menyelamatkan kepentingan pragmatis dan transaksional dan PDIP sudah sangat sangat percaya diri (level confidance) berpengalaman mengulangi kesuksesan layaknya dua kali pemilu sebelumnya, copy paste dari 2 kali pemilu sebelumnya.
"Pemilu yang diikuti 2 (dua) pasang capres saja, menang dalam satu putaran saja," katanya.
Voxpol Center Research and Consulting sendiri telah menyelenggarakan survei pada 24 Juli-02 Agustus 2023 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei adalah 1.200 dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar ± 2,83%. Survei ini menjangkau 34 provinsi secara proporsional berdasarkan data Daftar pemilih Tetap (DPT) pemilu 20204. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam secara tatap muka (face to face) oleh surveyor yang sudah terlatih.[]
Artikel Terkait
Soal Elektabilitas Versi Survei SMRC, Ini Komentar Cak Imin
Konflik Pulau Rempang, Djohar Arifin Husin: Masyarakat Melayu Berduka
Momen Din Syamsuddin Perkenalkan Yenny Wahid sebagai Cawapres di Forum Internasional
Erick Thohir: Saya Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Ganjar, dan Anies
Ridwan Kamil Ditawari Megawati Jadi Bacawapres Ganjar, Ini Kata PDIP
KPK Periksa Eks Menteri BUMN Dahlan Iskan, Kasus Apa?
Diskusi Publik Rocky Gerung Dilarang, Taufik Basari: Kampus Tempat Uji Gagasan Kritis
Proyek Rempang Eco-City: Benarkah Hukum Tertinggi Adalah Keselamatan Rakyat?
Soroti Zulhas Bagi-bagi Uang, IBC Minta Bawaslu dan KPK Tindak Tegas Pelanggaran Money Politic Jelang Pemilu
Melayu Rempang Korban Proyek Strategis Nasional